...seandainya ibubapamu marah padamu kerana kesilapan yang dilakukan olehmu, maka marahnya ibubapamu adalah bagaikan baja bagi tanam tanaman....

Friday, December 23, 2011

RINDU KAMPUNG AKHIRAT LA PULAK....

Seribu satu kisah tentang kerinduan. Waktu rasa rindu itu datang, pastinya kita teringat apa yang kita rindukan.

Rindu anak pada orang tuanya? Seorang anak yang rindu pada orang tuanya di kampung akan berusaha untuk pulang dan tentu membawa oleh-oleh yang terbaik untuk orangtuanya. Begitu juga orang tua yang rindukan anaknya di perantauan, akan mempersiapkan apa saja kesukaan anaknya untuk menyambut kepulangannya ketika kabar berita anaknya akan pulang itu didengarnya.

Sketsa rindu begini adalah kisah klasik rindu anak terhadap orangtuanya dan rindu orangtua terhadap anaknya. Begitu juga dengan kisah rindu antara sahabat sepermainan yang lama tidak bertemu, sahabat sepersekolahan, cinta monyet zaman anak-anak, dan rindu-rindu yang lainnya Semuanya terangkum dalam RINDU KAMPUNG HALAMAN. Dalam segala keadaan mereka selalu ingatkan orang yang dirindunya, ketika sedang makan, minum, berjalan, duduk bahkan ketika sedang tidur pun teringat insan yang pernah mewarnai hidupnya hingga terbawa-bawa ke alam mimpi.

Bagi orang beriman kerinduan yang harus ada adalah kerinduan terhadap kampung iman (tempat iman kita mula tumbuh dan membesar) dan kampung akhirat (tempat kita akan hidup selama-lamanya disana kelak).

Rindu kampung akhirat ertinya kita senantiasa teringat kepada pemilikNya yaitu Allahu SWT, pencipta jagat raya kehidupan dunia dan akhirat. Rindu itu tercermin dari perlakuan ketika di dunia ini untuk senantiasa ingat kepada-Nya.

Contoh kisah kerinduan akan kampung akhirat ialah kisah pengembala pada zaman Khalifah Umar al-Khattab ra. Waktu itu Abdullah bin Dinar dan Umar Bin Khattab ra. dalam perjalanan menuju Makkah, di tengah perjalanan mereka beristirahat, tiba-tiba muncul seorang pengembala menuruni lereng gunung dan melewati mereka berdua. Umar lalu bertanya pengembala itu: ”Hai Pengembala, juallah seekor kambingmu kepada saya”. Jawab pengembala itu,”Tidak, saya ini seorang budak gembala”. ”Katakan saja kepada tuanmu bahwa dombanya diterkam serigala”, Umar menguji. Dengan tegas pengembala itu berkata: ”Kalau begitu, di mana Allah SWT?”.

Umar bin Khattab ra. menangis bila mendengar jawaban pengembala itu. Kemudian Umar pergi bersama pengembala tersebut menemui tuannya, untuk dimerdekakan. Seterusnya Umar pun berkata: "Kamu telah dimerdekakan di dunia ini oleh ucapanmu dan semoga ucapan itu boleh memerdekakanmu di akhirat kelak".

Kisah seterusnya tentang ibu dan puterinya penjual susu pada zaman Khalifah Umar bin khattab ra. Masa ibunya ingin mencampur susu yang akan dijualnya dengan air, supaya boleh dapat untung yang lebih banyak, puterinya mengingatkan: "Bagaimana jika Amirul Mukminin Umar bin Khattab ra. mengetahui?". Si ibu tidak menghiraukan nasihat anaknya dan terus melaksanakan keinginannya itu. Dan puterinya pun kembali menasihati: "Kalaupun Amirul Mukminin tidak melihat kita tetapi Rabb Amirul Mukminin melihat kita".

Begitulah yang dilakukan oleh orang yang rindu akan akhirat, mereka sentiasa ingat kepada Allah SWT. Selalu berusaha menjauhi perbuatan-perbuatan dosa baik dalam keramaian ataupun dalam kesendiriannya. Kita mengenal atau merasakan pengawasan Allah SWT, yang Maha Mengetahui dan Maha Melihat dan yang tidak pernah mengantuk dan juga tidur.

Sebenarnya sifat taqwa adalah jalan untuk meraih kebahagian di kampung akhirat, yang bernama syurga itu. Semoga kita kelak ada diantara hamba yang berada didalamnya.

”Perumpamaan syurga (seperti taman) yang dijanjikan kepada orang-orang yang taqwa ialah mengalir sungai-sungai di dalamnya; pohon-pohon dengan buahnya tak henti-henti, sedang naungannya (demikian pula). Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa, sedang tempat kesudahan bagi orang-orang kafir ialah neraka.” (Qs. Ar Ra’d:35)

Ingin tahu tentang taqwa?

Taqwa itu pangkalnya di hati yang selalu ingat kepada Allah swt. Inti dari ketaqwaan adalah selalu ingat Allah swt yakni:

Suatu kesedaran yang mendalam pada diri kita bahwa Allah swt sentiasa hadir dalam kehidupan kita.

1. Suatu kesedaran mengenai keMaha Hadiran Allah swt dalam segala ruang dan waktu.

2. Suatu kesedaran bahwa Allah swt sentiasa bersama kita.

Allah swt telah berfirman yang maksudnya: ''Dan Dia bersamamu di mana pun kamu berada. Dan Allah Maha Mengetahui tentang segala sesuatu yang engkau kerjakan.'' (Al Hadid : 4)

Demikianlah wajah takwa itu..

No comments: